Rabu, 04 Desember 2019

MAKALAH PERKEMBANGAN KONSEP DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN





MILA KARMILA
MINCERIANTI
ASHAR ZAINI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 5
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE


 

PERKEMBANGAN KONSEP DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Teknologi
Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Menurut Salisbury, teknologi adalah “systematic application of scientific or other organized knowledge to practical task .” (Aplikasi sistemaik sains atau pengetahuan lain dalam tugas partikal). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa bila kita mengembangkan suatu poduk, kedisiplinan, prosedur-prosedur, alat-alat dan teknik-teknik yang disatukan untuk membuat suatu inovasi disebut teknologi. Bila definisi ini diterapkan dalam dunia pendidikan maka teknologi pendidikan merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahuan lain dalam tugas kependidikan. [1]
Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.  Teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan sebagai : teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar (Barbara Seels, 1994).[2]




3
 
 
B.  Macam-macam Teknologi Pendidikan
Macam macam teknologi pendidikan menurut davies (1972) ada tiga yaitu:
1.      Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras, seperti LCD, computer dan alat alat elektronik lainnya. Teknologi tersebut dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar.
2.      Teknologi pendidikan dua yaitu mengacu pada “perangkat lunak”yaitu menekankan pentingnya batuan kepada pengajar. Jadi teknologi tersebut menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau yang memperbaharui yang sekarang.
3.      Teknologi pendidikan tiga yaitu: kombinasi antara dua teknologi “perangkat keras” dan “perangkat lunak”.dalam hal ini berorientasi utamanya yaitu kearah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat yang ada disekitar.
Bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan yang solid diantara mereka.[3]

C.  Manfaat Teknologi Pendidikan
Manfaat teknologi pendidikan :
1.      Teknologi pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan.
2.      Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar.
3.      Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
4.      Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar, membantu pelajar, mengartikulasikan dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
5.      Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
6.      Teknologi prndidikan dapat meningkatkan efektifitas dan avisiensi proses balajar mengajar
7.      Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai mutu pendidikan Kekurangan teknologi pendidikan [4]
D.  Penerapan Teknologi Pendidikan
Sistem pembelajaran yang inovatif sebagai bentuk penerapan konsep teknologi pendidikan, telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional. Sistem itu antara lain adalah Sekolah Dasar PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru),  Sekolah Dasar Kecil, SMP Terbuka, serta sistem pembelajaran jarak jauh yang sekarang ini telah dilaksanakan/direncanakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan seperti di Lembaga Pendidikan Perbankan (LPPI), PT Telkom, Departemen Kesehatan, Departmen Penerangan, Departemen Pekerjaan Umum, dan sebagainya.
Berbagai komponen teknologi pendidkan seperti media, teknik pembelajaran, pengembangan pembelajaran, dan sebagainya telah pula dilakukan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan, seperti misalnya di Pusdiklat TNI-AD dan AU, Balai Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Pusdiklat Garuda, dan sejumlah Pusdiklat lain.[5]
Teknologi pendidikan merupakan suatu displin terapan, artnya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar- belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada produk yang sengaja dibuat dan ada yang dtentukan dan dimanfaatkan.
Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secra menyeluruh, yaitu yang meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem dapat dicontohkan sebagai beriku:
1.      Proyek percontohan PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru) di Karanganyar, Surkarta pada tahun 1974, dan disebarkan di Kabupaten Malang dan Gianyar pada tahun 1978.
2.      Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diujicobakan di Kabupaten Batu, Malang.
3.      Proyek Pendidikan Melalui Satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM).
4.      Program pendidikan karakter melalu serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia = Amir, Cici, Ito) = serial televisi (pendidikan) pertama (dan terakhir?).
5.      Program KEJAR Paket A dan B.
6.      Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
7.      SLTP terbuka.
8.      Universitas Terbuka.
9.      Sistem Belajar Jarak Jauh yang diselenggarakan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan.
10.  Jangan sistem belajar jarak juh (Indonesia Distance Learning Network = IDLN) dan SEAMOLEC (SEAMEO Open Learning Center) yang berkedudukan di Pustekkom Diknas.
Daftar ini sama sekali tidak komprehensif, karena masih banyak bentuk penerapan lain. Beberapa kegiatan ni memang sudah terhenti karena berbagai alasan kebijakan maupun pendanaan.[6]
E.  Tahapan dalam  Mengaplikasikan Teknologi Pendidikan
Tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara lain: Analisis Kebutuhan, pada tahap awal ini dilakukan identifikasi dan karakteristik awal anak yang akan di awali berdasarkan tahap usia dan jiwa perkembangan, analis terhadap lingkungan yang dimana kegiatan akan dilaksanakan berdasarkan setting pendidikan formal serta mengidentifikasi SDM dan aneka sumber belajar yang tersedia. Analisis Keterampilan, pada tahap ini akan di analisis jenis kemampuan atau keterampilan apa saja yang akan di berikan sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini berdasarkan pada sejumlah potensi bawaan anak yang akan di kembangkan, yang berhubungan dengan perkembangan emosional, kognitif, motorik dan spiritual. Menulis Tujuan Menuangkan hasil analisis pada tahap kedua kedalam rencana kegiatan agar mudah di aplikasikan.[7]


F.   Perkembangan Awal Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Meskipun demikian menurut beberapa penulis Amerika Serikat diakui bahwa para pendahulu atau nenek moyang (forefathers) teknologi pendidikan kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat.
Kalau kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban, di mana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman pengalaman langsung serta memanfaatkan lingkungan. Saetller berpendapat bahwa sumbertumbuhnya teknologi pendidikan dapat ditelusuri sampai kaum sufi, dengan cara mereka “menjajakan pengetahuannya.” Bahkan menurutnya cara dialog seperti dilakukan oleh Socrates sampai sekarang maih digunakan sebagai metode pemecahan masalah (problem-solvngmethod).
Secara ekplisit Saettler menganggap bahwa Komensky merupakan pionir teknologi pendidikan dengan pendapat perlunya visualisasi dalam pengajaran, yang tertuang dalam bukuny, Orbis Sensalium Pictus. Demikian juga dengan Rousseau, Pestalozz, Froebel yang menekankan perlunya ransangan indra untuk meningkatkan efektivitas belajar. Prosedur pengajaran yang dinyatakan oleh Herbart, juga dapat dikatakan sebagai awal dari apa yang kita kenal sebagai desain pembelajaran.
Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan sebagai bidang kajian di Amerik Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-1969), seorangGuru Besar Tetap dalam bidang pendidikan di Unversity Of Southern California (USC), dan Guru Besar Tamu di Michigan State dan Syracuse Unversity. Finn dianggap sebagai “Bapak”  teknologi pendidikan. Karya-karya terpilihnya sejak tahun 1949 hingga 1969 dihimpun oleh Ronald. J. McBeath dalam buku Extending Education Through Technology-suatu referensi klasik yang diterbitkan oleh AECT pada tahun 1972.
Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perekmbangan teknologi pendidikan. Istilah teknologi pendidikan pada saat itu adalah “pengajaran viual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gamba, model, objek atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konret melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan menggunakan alat bantu visual adalah untuk: 1) memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas konsep-konsep yang absrak; 2)mengembangkan sikap yang diinginka; dan 3)  mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut. [8]
Perkembangan teknologi pendidikan di indonesia boleh dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika Serikat. Seperti halnya yang terjadi di AS, perkembangan tersebut dapat dikatakan dimulai dengan digunakannya media atau alat peraga untuk menunjang kegiatan pengajaran. Bedanya adalah kalau di Amerika dengan demokrasi liberalnya memungkinkan tumbuhnya pemikiran dan tindakan oleh masyarakat, maka di Indonesia dengan demokrasi terpimpinnya mengharuskan restu pemerintah untuk mengembangkan pemikiran dan kegiatan.
Pada tahun 1951 diselenggarakn “School broadcasting” sebaga suatu uaha perintisan meliputi daerah Jakarta, Bandung, Bogor, dan Cirebon. Pada saat itu dibentuk panitia penyelenggara School broadcasting yang diketuai oleh Sadaejoen Siswomartojo (Kepala Djawatan Pendidikan Masjarakat Kementerian epalazPPK), dengan sekretaris dari RRI, dan anggota yang mewakili AD, AURI, ALRI, Kepala Jawatan Pengajaran, Inspektur Jendral Pengajaran, dan Kepala Bagian Penerangan Kementerian PPK. Bertindak sebagai pelindung dan penasihat panitia ini adalah Commodore Soerjadarma (Kepala Staf AURI).
Pada tahun 1955 didirkan BKTPG (Balai Kursus Tertuli Pendidikan Guru) di Bandung, suatu lembaga yang bertuga menyelenggarakan kursus tertulis bagi calon guru SD guna menyongsong program perluasan kesempata belajar yang lebih berkualitas. Pada saat yang hampir bersamaan (tidak diperoleh data yang pasti) telah didirikan TAC (Teaching Aid Center = Balai Alat Peraga Pendidikan) di Bandung dengan cabang antara lain di Malang. Lembaga ini bertugas memproduksi dan mengoordinasikan ketersediaan alat peraga pengajaran untuk sekolah-sekolah.
Suatu kebijakan berskala nasional sebenarnya sudah ditetapkan dalam REPELITA I. Dalam program pembangunan pendidikanditetapkan untuk “...digunakan media massa:  radio dan televisi untuk peningkatan mutu ekolah dasar...” (RI, 1970:361). Pada tahun 1973 dalam rangka kerja sama INNOTECH mulai diuji coba  suatu sistem intruksonal non tradisional yang dikenal sebaga SD PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat). Dalam sistem ini dikembangkan dan digunkan bahan belajar berupa modul cetakan untuk keperluan belajar mandiri, belajar kelompok dengan tutoril sebaya, dan pendayagunaan naasumber yang ada di lingkungan.
Pendidikn keahlian teknologi pendidikan dimulai pada tahun 1976 pada jenjang S1 dan tahun 1978 pada jenjang S2 dan S3. Mayoritas dosen yang mngajar didatangkan dari AS melalui bantuan teknis dari USAID. Kurkulum dan tenaga dosennya dikoordinasikan oleh Syracuse University dalam suatu konsorsium UCIDT (University Consotium of Instructional Development and Technology). Para dosen tersebut tentu sajamembawa konsep-konsep yang berkembang di AS.
Perkembangan konsep tknologi pendidikan tersebut diawali dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh tiap-tiap guru secara individual dalam rangka kegiatan pengajarannya. Kemudian disediakannya berbagai media pengajaran oleh lembaga yang khusus mendapat tugas pembuatan dan penyediaan media yng tersedia sebagai bagan integral dari program belajar-mengajar. Perkembangan kemudian masih terbatas dalam lingkup pendidikan sekolah, namun teknologi pendidikan tak hanya berupa media, tapi juga berbagai strategi yang diperlukan agar siswa belajar aktif. Namun dengan pertimbangan bahwa belajar itu terjadi di mana saja, maka  konsep pendidikan di sekolah harus diperluas, hingga lingkungan luar sekolah, termasuk di lembaga masyarakat, lembaga pelatihan,  lembaga kerja, lembaga ibadah, bahkan oleh pribadi. Sekarang kegiatannya dapat berupa teknologi pembelajaran atau teknologi kinerja.
Jelaslah bahwa konsep teknologi pendidikan telah tumbuh dan berkembang di indonesia. Namun ibarat tanaman yang telah tumbuh dan berkembang, tetapi tidak dirawat, dipupuk, dan diremajakan, maka tanaman itu akan dapat mati, demikian pula konsep. Terserah kepada mereka yang merasa dirinya sebagai teknolog pendidikan/pembelajaran untuk mempunya komitmen dalam merawat, mempuk, dan meremajakan konsep dan penerapannya.[9]





BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.  Teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan sebagai : teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar (Barbara Seels, 1994),
Macam macam teknologi pendidikan menurut davies (1972) ada tiga yaitu:
1.      Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras.
2.      Teknologi pendidikan dua yaitu mengacu pada perangkat lunak.
3.      Teknologi pendidikan tiga yaitu: kombinasi antara dua teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.
Manfaat teknologi pendidikan :
1.      Teknologi pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan.
2.      Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar.
3.      Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
12
 
Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secra menyeluruh, yaitu yang meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem dapat dicontohkan sebagai beriku:
1.      Proyek percontohan PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru) di Karanganyar, Surkarta pada tahun 1974, dan disebarkan di Kabupaten Malang dan Gianyar pada tahun 1978.
2.      Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diujicobakan di Kabupaten Batu, Malang.
3.      Proyek Pendidikan Melalui Satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM).
Tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara lain: analisis kebutuhan dananalisis ketrampilan
Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan sebagai bidang kajian di Amerik Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-1969), seorangGuru Besar Tetap dalam bidang pendidikan di Unversity Of Southern California (USC), dan Guru Besar Tamu di Michigan State dan Syracuse Unversity. Finn dianggap sebagai “Bapak”  teknologi pendidikan.

B.       Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.



[1] Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2017), h. 106.
[2] Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, h. 110.
[3] M. Arif Am,” Perkembangan Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan”, http://m-arif-am.blogspot.com/2010/11/perkembangan-konsep-dan-penerapan.html. 01 Oktober 2019.
[4] M. Arif Am,” Perkembangan Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan”, http://m-arif-am.blogspot.com/2010/11/perkembangan-konsep-dan-penerapan.html. 01 Oktober 2019.
[5] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 95.
[6] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, h. 171-174.
[7] M. Arif Am,” Perkembangan Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan”, http://m-arif-am.blogspot.com/2010/11/perkembangan-konsep-dan-penerapan.html. 01 Oktober 2019.
[8] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, h. 133-134.
[9] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, h. 142-146.

1 komentar:

Resah dan Dilema

  Hai, untuk kali ini biarlah jari-jari sibuk mengetikkan namamu kukelabui dengan sebutan "Dia". Entah aku akan memulai dari mana ...