Rabu, 04 Desember 2019

MAKALAH PERANAN MANAJEMEN DIKLAT DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA



PERANAN MANAJEMEN DIKLAT DALAM MENINGKATKAN  SUMBER DAYA MANUSIA
Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Diklat  pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelompok 5 Semester 4
Oleh kelompok 1
WIDYA SARI
RAHMAT
NUR AISYAH
MINCERIANTI
RISAL
ZULFIKA
ROSMINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2019

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................           ii
DAFTAR ISI....................................................................................           iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................           1
B.     Rumusan masalah...................................................................           8
C.     Tujuan.....................................................................................           8
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Pengertian pengembangan sumber daya manusia...................           9
B.     Pentingnya pengembangan sumber daya manusia..................           9
C.     Tujuan pengembangan sumber daya manusia.........................           12
D.    Manfaat pengembangan sumber daya manusia......................           13
BAB  III PENUTUP                                                                                                                                                                    
A.    Kesimpulan.............................................................................           16         
B.     Saran ......................................................................................           17
DAFTAR RUJUKAN                                                                                18





KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Peranan Manajemen Diklat Dalam Meningkatkan  Sumber Daya Manusia”
            Maksud dari penyusunan makalah  ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok  pada mata kuliah manajemen diklat.Selain dari pada itu, juga untuk menambah pengetahuan mengenai peranan manajemen diklat dalam meningkatkan  sumber daya manusia.
             Begitu banyak bantuan, dorongan serta semangat yang telah penulis terima selama ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus tulusnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah  manajemen diklat yang telah mempercayakan serta memberikan tanggung jawab kepada penulis untuk mengerjakan dan mempertanggung jawabkan tugas ini.
          Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah  ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga belum mencapai kesempurnaan yang diharapkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                Watampone, 1 April  2019
                                                                                                                        
                                                    
                                                                                                                     Kelompok  I
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Organisasi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, apabila pegawai/karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Apabila mereka tidak memilikinya (kompetensinya tidak sesuai/kurang memenuhi ketentuan pekerjaan) mereka perlu dilatih (training) agar dapat melaksanakan tugas pokoknya secara efektif dan efisien.
Menyelenggarakan pelatihan dalam rangka peningkatan keterapilan pegawai/karyawan memerlukan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu pelaksanaannya perlu diatur sedemikian rupa, agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Disisi lain keefektifan dan keefisienan pelaksanaan dan pelatihan sangat dipengaruhi bagaimana programnya didesain.[1]
Sejalan dengan asas proses manajemen sumber daya manusia, lebih-lebih untuk pendidikan dan tenaga kependidikan, ada suatu usaha untuk mememlihara, meningkatkan kemampuan, kapasitas maupun profesionalismenya proses tersebut disebut dengan pendidikan, platihan, dan pengembangan. Diklat dan pengembangan merupakan proses sistematik pengubahan prilaku para pendidik dan tenaga kependidikan dalam suatu arah guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Diklat dan pengembangan penting karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan, menjaga, memelihara pendidik dan tenaga kependidikan dan sekaligus meningkatkan keahlian para pendidik dan tenaga kependidikan untuk kemudian dapat meningkatkan produktifitasnya.
Diklat dan pengembangan biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses dimana para pendidik dan tenaga kependidikan mendapat informasi dna pengetahuan tentang pekerjaan dan profesinya, instansi terkait dan harapan-harapan untuk mencapai kinerja tertentu. Pada diklat dan pengembangan diciptakan suatu lingkungan di mana para pendidik dan tenaga kependidikan dapat memperoleh atau mempelajari sikap dan keahlian, dan prilaku yang spesifik yang terkait dengan profesi dan tugas fungsionalnya.[2]
Dengan timbulnya Negara-negara nasional yang mudah sesudah perang dunia kedua, maka pembangunan nasional mulai dilancarkan di Negara-negara tersebut terutama mulai pada dasawarsa 1960-an. Negara-negara tersebut dikenal sebagai Negara-negara sedang berkembang atau “Dunia Ketiga” yang menghadapi permasalahan-permasalahan besar dalam mencapai kemajuan bangsanya, khususnya di bidang sosial ekonomi. Umumnya ada dua modal pokok yang penting bagi Negara-negara yang berkembang untuk mengatasi keterbelakangan yang berabad-abad dengan tujuan untuk mencapai suatu Negara yang maju dan modern. Modal pokok tersebut adalah sumber-sumberdaya alam yang potensial dan masih terpendam serta sumber-sumberdaya manusia berpenduduk yang jumlahnya besar.
Untuk menintegrasikan faktor-faktor penting diatas dalam pembangunan masih di perlukan modal dan teknologi yang umumnya dimiliki oleh Negara-negara maju. Diantara factorfktor tersebut sumberdaya manusia merupakan fakta dinamika yang memerlukan suatu pngelolaan yang tepat, sehingga benar-benar menjadi factor pokok pembangunan. Disamping itu sumber daya manusia merupakan tujuan pembangunan yaitu dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian, sumber-sumberdaya manusia mempunyai fungsi ganda ialah disamping sebsgai factor pembangunan juga sebagai tujuan dari pembangunan itu sendiri. Hakikat daripada manajemen sumber-sumber daya manusia dibandingkan dengan manajemen sumber daya alam. Manajemen sumber daya manusia sangat di tentukan oleh sifat sumber-sumber daya manusia itu snediri yang selalu berkembang baik jumlahnya maupun mutunya, sedangkan sumber-sumber daya alam jumlah absolutnya tidak berkembang. Manajemen sumber daya manusia harus dapat mencari keseimbangan antara jumlah dan mutu sumber daya manusia itu dengan kebutuhan-kebutuhan sesuatu Negara di dalam pembangunan nasional.
Apabila kita perhatikan Negara-negara di dunia ini, maka dari aspek sumber-sumber daya manusia Negara-negara tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok: ialah Negara-negara dimana kekurangan sumber daya manusia akibat pertubuhan penduduk sangat rendah, sedangkan tingkat dan kemajuan ekonomi cukup tinggi dan pesat dan kelompok Negara-negara dimana masih terdapat kelebihan sumber-sumber daya manusia dibandingkan dengan perkembangan perekonoian nasionalnya. Yang termasuk kelompok pertama, yang kekurangan sumber daya manusia umumnya adalah Negara-negara industri yang maju; sedangkan kedalam kelompok kedua termasuk Negara-negara yang sedang berkembang dimana di dalam perekonomiannya masih berdominan sektor pertanian dan baru memulai tahap-tahap industrialisasi. Dengan adanya perbedaan yang demikian itu amaka jelas akan terdapat perbedaab di dalam manajemen sumber daya manusia di kedua kelompok negara-negara tersebut.
Umumnya di Negara-negara yang sedang berkebang, lalu pertumbuhan penduduk masih sangat tinggidan jumlah penduduk cukup besar. Hal ini dapat kita amati umpamanya di asia seperti di india, Pakistan, Bangladesh, Indonesia dan Negara-negara lainnya yang mepunyai penduduk melebihi 100 jt jiwa dengan pertumbuhan penduduk lebih 2 persen rata-rata pertahun. Akibat dari keadaan yang demikian itu timbullah masalah-masalah seperti pengangguran, setengah pengangguran yang tinggi terutama di pedesaan, kekurangan tempat tinggal, kekurangan prasarana dan sarana kesehatan, pendidikan, sandang, pangan, kesempatan kerja. Keadaan yang demikian itu akan menghambat pembangunan untuk mencapai keseimbangan antara sumber-sumber daya manusia yang tersedia dengan tingkat perkembangan ekonomi[ada rahap-tahap tertentu diperlukan suatu manajemen sumber daya manusia yang tepat pada tingkat nasional. Dan ini sangat penting, sebab apabila secara nasional, pengelolaan sumber daya manusia tidak berhasil maka peneglolaan pada tingkat perusahaan akan juga tidak berhasil. Demikianlah pentingnya arti manajemen sumber daya manusia bagi Negara-negara yang sedang berkembang yang umumnya kelebihan sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya pada tingkat nasional berutujuan untuk untuk engintegrasikan sumber-sumber daya manusia kedalam pembangunan sehingga terjadi sumber-sumber daya manusia yang rasional dan efektif dengan kesempatan yang kerja yang penuh (full employment).
Unsur-unsur dari manajemen sumber daya manusia secara nasional meliputi: pengaturan jumlah penduduk, pendidikan dan latihan, perencanaan sumber daya manusia produktivitas tenaga kerja, pengupahan dan pendapatan, penyebaran sektoral dan regional, perkiraan-perkiraan penyediaan dan penawaran serta kebutuhan tenaga kerja pada periode perencanaan dan proyeksi-proyeksi pada masa yang akan datang, baik dalam jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang.[3]
Ketika memasuki millennium ketiga, banyak bangsa di dunia makin menyadari bahwa bermodalkan sumber daya alam (SDA) semata, tidak lagi dapat diandalkan untuk mampu bersaing dengan bangsa dengan bangsa lain. Modal SDA itu penting, mwskipun orang akan menjadi bermenal primitive, kalau hanay itu andalan utamanya. Modal simber daya manuisia (SDM) atau modal maya (intellectual/virtual capital) yang bermutulah yang paling utam adapat membawa suatu bangsa pada titik puncak daya saing tertentu. Kalau mau bersaing, kita harus bermutu, tidak cukup hanya bermodalkan kekuatan. Disini pulalah, makin muncul kesadaran baru untuk berusaha menyiapkan manusia masa depan yang bermutu, baik melalui pendidikan, pelatihan, maupun penataran, dan sejenisnya.[4]
Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua dimensi yang utama, yaitu dimensi personal dan organisasional. Keduanya harus dikembangkan secara tepat, simultan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan dalam sebuah perusahaan bisa menjadi learning organization dan tumbuh-berkembang-maju karena didukung karyawannya yang terus mempelajari hal-hal baru dan mengaplikasikannya dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Komponen utama yang berinteraksi langsung dengan berbagai komponen lainnya, seperti peserta pelatihan, kurikulum, metode, media, waktu, proses pembelajaran, lingkungan dan lain sebagainya adalah pelatih/fasilitator yang memiliki komponen kompetensi, baik dari sisi subtansi maupun metodologi latihan.
Proses pelatihan yang diberikan kepada peserta tidak hanya bergantung pada interaksi antara pelatih dan peserta. Proses pelatihan juga harus bersifat menyeluruh (front to end). Untuk itu, peran manajemen tidak kalah pentingnya dalam kesuksesan sebuah pelatihan. Manajemen diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap peserta pelatihan berupa dukungan awal sebelum pelatihan, misalnya bertemu dengan calon peserta pelatihan dan menginformasikan tujuan pelatihan serta apa yang diharapkan dari mereka.
Secara pragmatis, program pelatihan dan pengembangan memiliki dampak positif, baik bagi individu maupun organisasi. Profil kapabilitas individu berkaitan dengan keterampilan yang diperoleh dari latihan dan pengembangan. Seiring dengan penguasaan keahlian atau keterampilan maka penghasilan yang diterima individu akan meningkat. Kemudian pada akhirnya, hasil pelatihan dan pengembangan akan membuka peluang bagi pengembangan karier individu dalam organisasi. Dalam konteks tersebut, peningkatan karier atau promosi ditentukan oleh pemilikan kualifikasi skill.
Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam organisasi melebihi modal, teknologi, dan uang. Hal ini karena modal, teknologi, dan uang dikendalikan oleh manusia.
Mengkaji sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen, dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah antara satu dengan lainnya.
Pada prinsipnya, potensi manusia menyangkut dua aspek, yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Aspek kualitas hanya dapat dicapai dengan adanya pengembangan sumber daya manusia karen sumber daya manusia merupakan faktor yang paling memengaruhi kehidupan kemampuan manusia untuk memengaruhi alamnya menunjukkan bahwa posisi sumber daya manusia sangat sentral adanya.
Untuk itu, potensi manusia perlu dikembangkan melalui proses pembangunan sumber daya manusia dalam rangka terwujudnya manusia seutuhnya atau manusia yang berkualitas sesuai dengan hakikat dan sasaran pembangunan nasional Indonesia salah satu sasaran yang perlu dibangun adalah daya yang bersumber dari manusia, dan manusia yang menghasilkan daya itupun harus dibangun atau dikembangkan.
Sumber daya manusia yang ada hendaklah dikembangkan sedemikian rupa guna mencapai kesejahteraan. Pengembangan sumber daya manusia ini sangat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas sumber daya manusia dan juga memiliki tujuan tertentu yang pastinya harus dicapai demi kemajuan pembangunan suatu bangsa.[5]



B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.      Jelaskan pengertian pengembangan sumber daya manusia!
2.      Apa pentingnya  pengembangan sumber daya manusia?
3.      Apa tujuan pengembangan sumber daya manusia?
4.      Apa manfaat dari pengembangan sumber daya manusia?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian pengembangan sumber daya manusia
2.      Memahami pentingnya pengembangan sumber daya manusia
3.      Mengetahui tujuan pengembangan sumber daya manusia
4.      Mengetahui dan memahami manfaat dari pengembangan sumber daya manusia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia menurut Harrish and Desimone (1992: 2), dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1999), pengembangan sumber daya manusia adalah proses perencanaan pendidikan dan pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk mencapai hasil optimum. Hasil dapat berupa jasa, benda, atau uang.
S.P Hasibuan (2000) menegaskan bahwa pengembangan adalah meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan pengertian  yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan demi meningkatkan kemampuan dalam bidang pekerjaannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/perusahaan.[6]

B.     Pentingnya pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi merupakan kebutuhan dikarenakan tuntutan dinamika lingkungan, perkembangan teknologi, ataupun persaingan bisnis yang terus berjalan. Hasibuan (1994: 75) menyatakan, “ pengembangan karyawan semakin penting manfaatnya, karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis.”
Pernyataan senada dikemukakan oleh Wahyudi (1996: 99) “fungsi pengembangan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian sehingga kesesuaian secara kualitatif tersebut dapat lebih terjamin, serta menghindarkan terjadinya kadaluwarsa. Pada pihak lain bahwa perlunya pengembangan SDM untuk karyawan baru didasarkan atas pertimbangan bahwa umumnya karyawan baru hanya mempunyai kecakapan teoritis yang diperoleh dari bangku sekolah.”
Pengembangan SDM  tidak lepas dari pengembangan organisasi secara keseluruhan. Amstrong & Murlis (1994: 206) berpendapat bahwa pengembangan sumber daya manusia merencanakan dan menyediakan bahan mentah dan menerima pegawai dan pelatihan dasar, dan mengubahnya dengan cara program-program pengembangan sesuai dengan kebutuhan organisasi saat sekarang pada masa yang akan datang.
Proses pengembangan SDM dimulai dengan perencanaan strategi perusahaan yang menetapkan tempay kegiatan usaha dan banyaknya sumber yang dibutuhkan. Dengan kata lain, titik awal program sumber daya manusia terletak pada rencana strategi perusahaan yang dialihkan pada rencana sumber daya manusia tentang berapa banyak dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada masa yang akan datang. Hal ini berarti peran strategis pengembangan SDM  selayaknya dimulai dengan analisis kompetensi SDM  saat ini, kemudian dibandingkannya dengan kebtuhan.
Untuk menentukan secara tepat kebutuhan pengembangan SDM  diperlukan tiga analisis sebagaimana dikemukakan oleh Goldstein dan Bukton (Anwar Prabu, 2000: 46), yaitu sebagai berikut.
a.       Analisis organisasi
Analisis organisasi adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana dari organisasi yang harus dikembangkan? Cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan survey mengenai sikap pegawai terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam administrasi. Selain itu, dapat juga memanfaatkan trun over, absensi, kartu pelatihan, daftar kemajuan pegawai, dan data perencanaan pegawai.
b.      Analisis tugas
Analisis tugas adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dipelajari para peserta agar dapat melaksanakan tugas secara efektif? Analisis ini merupakan dasar bagi pengembangan program pelatihan kerja.
c.       Analisis orang
Analisis orang adalah analisis dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa yang harus dikembangkan. Untuk itu, peranan penilaian kinerja menjadi dasar yang pokok bagi penentuan orang-orang yang harus dikembangkan oleh organisasi/perusahaan. Menurut Anwar Prabu (2004: 47), analisis orang/pegawai difokuskan pada identifikasi khusus kebutuhan training bagi pegawai yang bekerja pada pekerjaannya. Kebutuhan training pegawai dapat dianalisis secara individu ataupun kelompok.[7]

C.    Tujuan pengembangan sumber daya manusia.
Hasibuan (2004: 70-72) mengemukakan beberapa tujuan dari pengembangan sumber daya manusia, yaitu:
1.      Meningkatkan produktivitas kerja,
2.      Meningkatkan efisiensi,
3.      Mengurangi kerusakan,
4.      Mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,
5.      Meningkatkan pelayanan yang lebih baik,
6.      Moral karyawan lebih baik,
7.      Kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar,
8.      Technical skill, human skill, dan managerial skill semakin baik,
9.      Kepemimpinan seorang manajer akan semakin baik,
10.  Balas jasa meningkat karena prestasi kerja semakin besar,
11.  Memberikan memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu.
Sementara itu Moekijat (1993: 3) menjelaskan bahwa tujuan umum pengembangan sumber daya manusia, antara lain:
1.      Mengembangkan keahlian atau keterampilan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih efektif;
2.      Mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional;
3.      Mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman seprofesi dan pihak manajemen (pimpinan).
Pengembangan ini ditujukan untuk memperbaiki efektivitas kerja dengan cara memperbaiki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai terhadap tugas-tugasnya.
Sedarmayanti (1997: 157) mengemukakan bahwa tujuan pegembangan latihan pada dasarnya untuk memperoleh tiga hal yaitu, menambah pengetahuan, menambah keterampilan, dan mengubah sikap.
Melalui perpaduan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tujuan pengembangan pegawai adalah memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya terhadap tugas-tugasnya ataupun tanggung jawabnya terhadap organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan peningkatkan mutu pendidikan, juga akan memberikan dasar dalam pencapaian tujuan jangka panjangnya dalam rangka peningkatan karier bagi dirinya sehingga produktivitas kerjanya (kinerjanya) dalam mencapai tujuan Kn tercapai secara efektif dan efisien.[8]
D.    Manfaat pengembangan sumber daya manusia.
Castetter (Danim, 2002: 35) mengemukakan manfaat pengembangan pegawai, yaitu:
1.      Peningkatan performansi personel sesuai dengan posisi saat ini,
2.      Pengembangan keterampilan personel untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang bersifat reformasi,
3.      Memotivasi pertumbuhan diri personel bagi penciptaan kepuasan kerja secara individual.
Hal senanda diungkapkan oleh Manullang (1973: 15) bahwa faedah pengembangan personel dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi personel yang dikembangkan dan dari segi organisasi.
Dijelaskan lebih jauh oleh Manullang (1973) bahwa pengembangan personel akan memberikan manfaat bagi personel yang dikembangkan, antara lain:
1.      Membantu para personel untuk membuat keputusan yang lebih baik,
2.      Meningkatnya kemampuan personel,
3.      Terjadinya internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasional,
4.      Timbulnya suatu dorongan untuk meningkatkan kemampuan,
5.      Peningkatan kemampuan personel dalam mengatasi stres, frustasi dan konflik,
6.      Tersedianya informasi berbagai program pengembangan,
7.      Meningkatkan kepuasan kerja,
8.      Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang,
9.      Semakin besar bagi pegawai untuk bersikap mandiri,
10.  Mengurangi ketakutan dalam menghadapi tugas-tugas baru.
Dilihat dari segi organisasi, pengembangan personel dapat memberikan faedah dalam hal:
1.      Meningkatkan prouktivitas personel,
2.      Menurunkan biaya pengeluaran,
3.      Mengurangi turn over personel (keusangan pegawai)
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengakajian terhadap sejumlah hasil penelitian, Siagian (Danim, 2002: 44) menyimpulkan manfaat pendidikan, pelatihan, pengembangan bagi pegawai, yaitu:
1.      Membantu pegawai membuat keputusan dengan lebih baik;
2.      Meningkatkan kemampuan pegawai menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya;
3.      Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional;
4.      Timbulnya dorongan pegawai untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya;
5.      Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi, dan konflik yang memperbesar rasa percaya diri pada diri sendiri;
6.      Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh pegawai dalam rangka pertumbuhan;
7.      Meningkatkan kepuasan kerja;
8.      Meningkatkan pengakuan atas kemampuan seseorang;
9.      Meningkatkan tekd pekerja untuk lebih mandiri;
10.  Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru pada masa depan.
Disamping bermanfaat bagi kebutuhan dan pribadi, kegiatan pengembangan karyawan dalam organisasi/perusahaan sangat penting artinya dalam rangka memajukan organisasi/perusahaan bersangkutan. Seperti halnya pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang berlanjut dan bukan proses sesaat. Munculnya kondisi-kondisi baru sangat mendorong pimpinan untuk terus memerhatikan dan menyusun program-program latihan dan pengembangan yang kontinu dan semantap mungkin.[9]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan demi meningkatkan kemampuan dalam bidang pekerjaannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/perusahaan.
Proses pengembangan SDM dimulai dengan perencanaan strategi perusahaan yang menetapkan tempay kegiatan usaha dan banyaknya sumber yang dibutuhkan. Dengan kata lain, titik awal program sumber daya manusia terletak pada rencana strategi perusahaan yang dialihkan pada rencana sumber daya manusia tentang berapa banyak dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada masa yang akan datang. Hal ini berarti peran strategis pengembangan SDM  selayaknya dimulai dengan analisis kompetensi SDM  saat ini, kemudian dibandingkannya dengan kebtuhan.
Untuk menentukan secara tepat kebutuhan pengembangan SDM  diperlukan tiga analisis sebagaimana dikemukakan oleh Goldstein dan Bukton (Anwar Prabu, 2000: 46), yaitu sebagai berikut.
a.       Analisis organisasi
b.      Analisis tugas
c.       Analisis orang
Moekijat (1993: 3) menjelaskan bahwa tujuan umum pengembangan sumber daya manusia, antara lain:
a.       Mengembangkan keahlian atau keterampilan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih efektif;
b.      Mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional;
c.       Mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman seprofesi dan pihak manajemen (pimpinan).
Castetter (Danim, 2002: 35) mengemukakan manfaat pengembangan pegawai, yaitu:
a.       Peningkatan performansi personel sesuai dengan posisi saat ini,
b.      Pengembangan keterampilan personel untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang bersifat reformasi,
c.       Memotivasi pertumbuhan diri personel bagi penciptaan kepuasan kerja secara individual.
B.     Saran


DAFTAR RUJUKAN
Daryanto dan Bintoro. Manajemen Diklat. Yogyakarta: Gava Media, 2014.
Hartani,  A. L. Manajemen Pendidikan. Cet. I; Yogyakarta: Laksang Pressindo, 2011.
Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. IX; Jakarta: Bumi Aksara, 2012.,
Danim, Sudarwan. Kinerja Staf dan Organisasi.Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Basri, Hasan dan Rusdiana. Manajemen Pendidikan & Pelatihan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015.



[1] Daryanto dan Bintoro, Manajemen Diklat (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h. 1.
[2] A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Laksang Pressindo, 2011), h. 115-116.
[3] Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. IX; Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 2-4.
[4]  Sudarwan Danim, Kinerja Staf dan Organisasi (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 5.
[5] Hasan Basri dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015), h. 14.
[6] Hasan Basri dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan, h. 14-15.
[7] Hasan Basri dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan, h. 15-17.
[8] Hasan Basri dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan, h. 17-18.
[9] Hasan Basri dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan), h. 18-20.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resah dan Dilema

  Hai, untuk kali ini biarlah jari-jari sibuk mengetikkan namamu kukelabui dengan sebutan "Dia". Entah aku akan memulai dari mana ...