EVALUASI PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN
Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Supervisi Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelompok 5 Semester 6
Oleh kelompok IV
MINCERIANTI
02173093
MIRNA
02173104
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2021
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Evaluasi Program Supervisi Pendidikan”
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah supervisi pendidikan. Selain dari pada itu, juga untuk menambah pengetahuan mengenai evaluasi program supervsi pendidikan. Begitu banyak bantuan, dorongan serta semangat yang telah penulis terima selama ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah supervisi pendidikan yang telah mempercayakan serta memberikan tanggung jawab kepada penulis untuk mengerjakan dan mempertanggung jawabkan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga belum mencapai kesempurnaan yang diharapkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Watampone, 03 Mei 2020
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Program Supervisi Pendidikan 3
B. Tujuan dan Prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan 5
C. Model Evaluasi Program Supervisi Pendidikan 8
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 14
DAFTAR RUJUKAN 15
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Ada dua pengertian untuk istilah “program” yaitu pengertian secara umum dan khusus. Menurut pengertian secara umum “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh guru apa programnya setelah lulus dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah yang diikuti maka arti “program” dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Apabila “program” ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Ada tiga pengertian dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu:
1. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan
2. Terjadi dalam waktu yang relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak-berkesinambungan
3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Makna dari evaluasi program itu sendiri mengalami pemantapan. Definisi yang terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph Tyler, yang menyatakan evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Kemudian berkembang definisi yang lebih diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi yaitu, Cronbach dan Stufflebeam, mereka mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat diartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.
Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat diambil kesimpulan sebagaimana ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas kesalahannya.[1]
B. Tujuan dan Prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Evaluasi formal telah memegang peranan penting dalam pendidikan, antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk mencapai beberapa tujuan seperti:
1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar.
3. Menilai kurikulum.
4. Memberi kepercayaan kepada kepala sekolah.
5. Memonitor dana yang telah diberikan.
6. Memperbaiki materi dan program pendidikan.[2]
Evaluasi program supervisi pendidikan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Komprehensif
Bahwa evaluasi program supervisi pendidikan harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak hanya ditujukan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.
2. Komparatif
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
3. Kontinyu
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pelaksanaan program. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
4. Obyektif
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus menilai sesuai dengan kenyataan yang ada. Katakanlah yang hijau itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila seorang guru itu sukses dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
5. Berdasarkan Kriteria yang Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendidikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi pendidikan.
Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan presentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
6. Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
7. Diagnostik
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.[3]
C. Model Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Terdapat banyak model evaluasi, tetapi dalam makalah ini hanya akan dibahas beberapa model yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, di antaranya model evaluasi CIPP, UCLA, Brinkerholff, Stake atau Countenance.
1. Model Evaluasi CIPP
Stufflebeam adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang berorientasi kepada pemegang keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk menolong administrator membuat keputusan. Ia merumuskan evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Dia membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer dan administrator menghadapi empat macam macam, yaitu:
a. Contect evaluation to serve planning decision.
Kontek evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.
b. Input evaluation, structuring decision.
Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
c. Process evaluation, to serve implementing decision.
Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decision.
Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan?
2. Model UCLA
Alkin menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan, dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih alternatif. Ia mengemukakan lima macam evaluasi, yakni:
a. Sistem assesment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c. Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti direncanakan.
d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah yang baru muncul tak terduga?
e. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program.
3. Model Brinkerhoff
Setiap desain evaluasi umumnya terdiri atas elemen-elemen yang sama, ada banyak cara untuk menggabungkan elemen tersebut, masing-masing ahli evaluator mempunyai konsep yang berbeda dalam hal ini. Brinkerhoff dan Cs mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, eperti evaluator-evaluator lain, namun dalam komposisi versi mereka sendiri sebagai berikut:
a. Fixed vs emergent evaluation desaign.
Dapatkah masalah evaluasi dan kriteria akhirnya dipertemukan? Apabila demikian, apakah itu suatu keharusan?
b. Formatif vs sumatif evaluation.
Apakah evaluasi akan dipakai unuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat suatu program? Atau keduanya?
c. Experimental and quasi eskperimental design vs natural/unobstruive inqury.
Apakah evaluasi akan melibatkan intervensi ke dalam kegiatan program atau mencoba memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variabel dipengaruhi dan sebagainya, atau hanya diamati, ataukah keduanya?
4. Model stake atau Countenance
Stake menekankan adanya dua besar kegiatan dalam evaluasi yaitu description dan judgement, dan membedakan adanya tiga tahap dalam program pendidikan, yaitu: antecedents (context), transaction (process), dan outcomes (output).
Matriks description menunjukkan intents (goals) dan observations (effects) atau yang sebenarnya terjadi. Judgements mempunyai dua aspek , yaitu standard dan judgement. Stake mengatakan bahwa apabila kita menilai suatu program pendidikan kita, maka berarti kita melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lan, atau perbandingan yang absolut (suatu program dengan standard).
Penekanan yang umum atau hal penting dalam model ini ialah bahwa evaluator membuat penilaian tentang program yang dievaluasi. Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan judgement atau menilai. Dalam model ini ini, antecedents (masukan), transaction (proses), dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolut, untuk menilai manfaat program. Stake mengatakan bahwa tidak ada penelitian yang dapat diandalkan apabila tidak dinilai.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.
Evaluasi formal telah memegang peranan penting dalam pendidikan, antara lain member ingormasi yang dipakai sebagai dasa untuk mencapai beberapa tujuan seperti:
1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar.
3. Menilai kurikulum.
4. Memberi kepercayaan kepada kepala sekolah.
5. Memonitor dana yang telah diberikan.
6. Memperbaiki materi dan program pendidikan.
Evaluasi program supervisi pendidikan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Komprehensif
2. Komparatif
3. Kontinyu
4. Obyektif
5. Berdasarkan Kriteria yang Valid
6. Fungsional
7. Diagnostik
Terdapat banyak model evaluasi, tetapi dalam makalah ini hanya akan dibahas beberapa model yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, di antaranya model evaluasi CIPP, UCLA, Brinkerholff, Stake atau Countenance.
1. Model Evaluasi CIPP
2. Model UCLA
3. Model Brinkerhoff
4. Model stake atau Countenance.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Shulhan, Muwahid. Supervisi Pendidikan: Teori dan Praktik dalam Mengembangkan SDM Guru. Cet. I; Surabaya: Acima Publishing, 2012.
Albar, Uriah. “Evaluasi Program Supervisi Pendidikan”, dalam https://isnet.or.id/evaluasi-program-supervisi-pendidikan/, 28 April 2020.
[1]Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan: Teori dan Praktik dalam Mengembangkan SDM Guru (Cet. I; Surabaya: Acima Publishing, 2012), h. 105-107.
[2]Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan h. 108-109.
[3]Uriah Albar “Evaluasi Program Supervisi Pendidikan”, dalam https://isnet.or.id/evaluasi-program-supervisi-pendidikan/, 28 April 2020.
[4]Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan h. 110-114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar