Senin, 25 Mei 2020

MAKALAH TAFSIR DAN HADITS PENGORGANISASIAN



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Al-Qur’an Surah Al-’Imran Ayat 104 tentang Pengorganisasian
Organizing (pengorganisasian) adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang dalam organisasi. Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan  yang telah ditetapkan. Pengorganisasian terdiri dari:
1.      Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
2.      Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
3.      Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
4.      Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
5.      Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.[1]
download.pngAdapun ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan pengorganisasian sebagai berikut:


Terjemahnya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’aruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang yang beruntung” (QS;13:104)
Al-Ummah: golongan yang berdiri dan banyak individu yang antara mereka terdapat ikatan yang menghimpun, dan persatuan yang membuat mereka seperti organ dalam tubuh.
Al-Khairu: sesuatu yang di dalamnya terdapat kebajikan bagi manusia dalam masalah agama dan duniawi.
Al-Ma’ruf: apa yang dianggap baik oleh syari’at dan akal. Dan kata munkar ialah lawan katanya.
Hendaklah di antara kalian suatu golongan yang membeda, bekerja untuk dakwah, amar ma’ruf dan nahi mungkar.[2]
Orang yang diajak bicara dalam ayat ini ialah kaum mukminin seluruhnya. Mereka terkena taklif agar memilih suatu golongan yang melaksanakan kewajiban ini. Realisasinya adalah hendaknya masing-masing anggota kelompok tersebut mempunyai dorongan dan mau bekerja untuk mewujudkan hal ini, dan mengawasi perkembangannya dengan kemampuan optimal. Sehingga bila mereka melihat kekeliruan ataupun penyimpangan dalam hal ini (amar ma’ruf nahi munkar), segera mengembalikannya ke jalan yang benar.
Kaum mukminim di masa permulaan islam berjalan pada sistem ini, yaitu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan umum. Khalifah Umar ra. pernah berkhutbah di atas mimbar, dan di antara ucapannya ialah, “Jika kalian melihat dalam diriku suatu penyimpangan, maka luruskanlah oleh kalian.” Lalu salah seorang pengembala berdiri seraya berkata, “Seandainya kami melihat penyimpangan dalam dirimu, maka akan kami luruskan dengan pedang kami.”
Para sahabat sendiri saling membantu dalam melaksanakan kewajiban ini. Masing-masing merasakan betapa pentingnya penyebaran panji islam, pelestariannya dan melawan setiap orang yang coba-coba berani menentang salah satu di antara kaidah islam dan akhlaknya , termasuk hukum dan kemaslahatan pemeluknya. Dan kaum muslimin lainnya mengkuti jejak mereka pula.[3]
Terkait  dengan penjabaran tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam surah Al-‘Imran ayat 104 menjelaskan mengenai pembagian kerja dari para sahabat pada saat penyebaran islam dengan penuh tanggung jawab, kooperatif dan saling menguatkan masing-masing. Untuk mencapai sebuah visi dan misi serta tujuan dibutuhkan pembagian kerja yang jelas, koordinasi yang baik , dan adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran.
B.  Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d Ayat 36 tentang Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi strukturalisasi, yaitu menetapkan struktur kepegawaian, terutama dalam penyusunanan dan penempatan personal, pekerjaan-pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran di dalam struktur itu. Sebagaimana dalam organisasi pada umumnya, struktur pengurus telah disusun secara hierarkis, ada atasan dan bawahan. Misalnya, dari manajer utama, manajer madya, manajer terdepan, para supervisor, staf operasional dan administrasi, sampai pada bagian kebersihan.
2.      Fungsi relationship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak eksternal lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota, yang disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan pendidikan.
3.      Fungsi integritas usaha-usaha suatu lembaga pendidikan, yang juga dapat diartikan sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan berbagai kegiatan lembaga pendidikan. Dengan demikian, lembaga pendidikan adalah wadah aktivitas-aktivitas yang menyusun dan membentuk hubungan-hubungan fungsional sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan.[4]
Adapun ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan pengorganisasian sebagai berikut:
images.png 




Terjemahan
Dan orang-orang yang telah kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu; dan bersekutu, antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu,dan mengingkari sebagiannya. Katakanlah,’Sesungguhnya aku hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya Kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali. (QS;13: 36)
Al-Ahzab: Bentuk jamak dari hizbun, yaitu golongan orang-orang yang bersekutu untuk suatu urusan, seperti pemurang, permusuhan, atau lain sebagainya.
Al-Ma’ab: Tempat kembali
Kegembiraan orang-orang yang beriman di antara ahli kitab atas diturunkannya Al-Qur’an kepada Rasulullah Saw., dan keingkaran  sebagaian mereka terhadapnya.
Wal ladziina aatainaa humul kitaaba, dan orang-orang yang kami datangkan Al-Kitab kepada mereka bergembira dengan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu, karena di dalam kitab terdapat bukti-bukti atau kebenarannya dan kabar gembita tentang kedatangannya.
Wa minal ahzaabi may yunkiru ba’dlahu, dan di antara mereka yang bersekutu dan bersekongkol dalam memusuhi Rasulullah saw., seperti Ka’ab bin Asyraf, Sayyid dan ‘Aqib (Keduanya uskup Najran), serta pengikut mereka, ada yang mengingkari sebagian Al-Qur’an, yaitu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka selewengkan dari kitab dan syari’at mereka.[5]
Berdasarkan ayat ini penulis menghubungkan dengan pengorganisasian mengenai fungsi strukturalisasi, yaitu menempatkan kepegawaian atau personal dan masing-masing unit, bagian, atau devisi telah mempunyai tugas yang harus diselesaikan dan dikerjakan secara bersama-sama. Dan setiap personal haruslah fokus terhadap tujuan yang akan dicapai dan setiap pegawai/unit bahkan manajer haruslah konsisten dengan tujuan manakala ia melakukan pengorganisasian. selain itu manajer menerapkan wewenangnya sesuai dengan dasar hukum yang jelas.
C.  Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah tentang Kalian Bersaudara
Pengorganisasian seharusnya memerhatikan fungsi-fungsi utama dalam organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.      Memiliki tujuan yang jelas, dengan tujuan yang sudah pasti, pengorganisasian diarahkan pada tujuan yang dimaksudkan .
2.      Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut, tujuan-tujuan tersebut secara konsepsional dikemukakan secara  mendetail oleh manajer kepada seluruh bawahannya, sehingga setiap pekerjaan bertujuan yang sama, integral, dan terpadu.
3.      Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran.
4.      Adanya kesatuan perintah.
5.      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
6.      Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga menimbulkan kerja sama yang harmonis dan kooperatif.
7.      Penghargaan kepada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota organisasi.
8.      Adanya jaminan keamanan dalam bekerja, anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9.      Pemahaman tentang garis-garis kekuasaan yang jelas dan membangun hubungan kerja sama dalam melaksanakan perencanaan yang ditetapkan sehingga dalam memudahkan pelaksanaan kegiatan, lebih efektif dan efisien, serta mempercepat tercapainya tujuan.
10.  Adanya pengarahan dan pembinaan.[6]




Adapun hadits yang berkaitan dengan pengorganisasian sebagai berikut:

Screenshot_20200309-045131_Chrome.jpg





            Terjemahnya:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya. (Riwayat Muslim 40:35).
Kandungan Hadist:
1.      Larangan untuk saling dengki.
2.      Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3.      Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena Allah ta’ala.
4.      Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga di dalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
5.      Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
6.      Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang.
7.      Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.[7]
Adapun menurut penulis pada hadits ini berkaitan dengan pengorganisasian mengenai setiap orang seharusnya dalam  mengerjakan tugasnya senantiasa menjaga hubungan baik. Dengan menjalin hubungan dan kerja sama yang baik akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan apabila hubungan itu tidak terjalin dengan baik mustahil tujuan yang telah direncanakan akan tercapai dengan hasil yang maksimal. Selain itu dalam pembagian tugas setiap personal haruslah saling percaya, dan apabila telah diberikan suatu penghargaan pada setiap personal atau tim, terutama pemberian insentf, reward, dan imbalan atau bonus untuk yang berprestasi janganlah iri ataupun dengki namun tetaplah berusaha agar dapat diberikan penghargaan tersebut.
D.  Hadits Riwayat Muslim dari Abi Hurairah tentang Menutup Aib Saudaranya
Proses (langkah-langkah) pengorganisasian:
1.      Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
2.      Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
3.      Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
4.      Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
5.      Rentang kendali, artinya manajer hrus menetapkan jumlah karyawan pada setiap depertemen atau bagian.
6.      Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas dihindarkan.
7.      Struktur, artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi.[8]
Adapun hadits yang berkaitan dengan pengorganisasian sebagai berikut:
Screenshot_20200309-203027_Chrome.jpg







Terjemahnya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2699]
Hadits ini berisi ilmu, kaedah, dan adab, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi. Lalu Ibnu ‘Allan menambahkan, “Hadits ini juga berisi fadilah, faedah, dan hukum.”  Menyelesaikan masalah orang yang susah bisa jadi dengan harta seperti menyelesaikan masalah utang.Hadits ini juga jadi anjuran untuk memberikan kemudahan bagi orang yang susah. Misalnya, memberi tenggang waktu bagi yang berutang, atau menghapuskan seluruh utangnya, atau menghapus sebagian utangnya, atau memberinya untuk menghilangkan kesulitan. Memberikan kemudahan di sini merupakan bagian dari menyelesaikan masalah orang yang susah. Jika ada aib yang tidak dikenal di hadapan manusia lainnya, maka hendaklah yang berbuat maksiat ini dinasihati. Adapun untuk aib yang dilihat langsung, maka segera untuk diingkari sesuai kemampuan. Orang yang sudah dikenal kefasikan atau maksiatnya, maka boleh dibongkar aibnya dan tidak ditutupi. Hendaklah membantu saudara muslim dalam urusan dunia dan akhirat, baik dengan bantuan harta atau bisa pula karena kita punya kedudukan. Al-jaza’ min jinsil ‘amal, artinya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan.[9]
            Berdasarkan hadits ini penulis menyimpulkan, pengorganisasian merupakan proses mengatur personal dan sumber daya lainnya untuk bekerja di lembaga atau instansi untuk mencapai tujuan. Di dalam suatu pekerjaan unit, bagian atau departemen tidak terlepas dari suatu permasalahan atau bahkan kesalahan jika hal tersebut sampai terjadi maka rekan kerja atau personal yang termasuk di dalam departemen tersebut tidaklah menceritakan kesalahan yang dilakukan bahkan melebih-lebihkan kesalahan yang dilakukan rekannya.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Organizing (pengorganisasian) adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang dalam organisasi.. Pengorganisasian terdiri dari:
1.      Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
2.      Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
3.      Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
4.      Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
5.      Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
Fungsi pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi strukturalisasi.
2.      Fungsi relationship.
3.      Fungsi integritas.
Pengorganisasian seharusnya memerhatikan fungsi-fungsi utama dalam organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.      Memiliki tujuan yang jelas, dengan tujuan yang sudah pasti, pengorganisasian diarahkan pada tujuan yang dimaksudkan .
2.      Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut, tujuan-tujuan tersebut secara konsepsional dikemukakan secara  mendetail oleh manajer kepada seluruh bawahannya, sehingga setiap pekerjaan bertujuan yang sama, integral, dan terpadu.
3.      Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran.
4.      Adanya kesatuan perintah.
5.      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
6.      Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga menimbulkan kerja sama yang harmonis dan kooperatif.
7.      Penghargaan kepada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota organisasi.
8.      Adanya jaminan keamanan dalam bekerja, anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9.      Pemahaman tentang garis-garis kekuasaan yang jelas dan membangun hubungan kerja sama dalam melaksanakan perencanaan yang ditetapkan sehingga dalam memudahkan pelaksanaan kegiatan, lebih efektif dan efisien, serta mempercepat tercapainya tujuan.
10.  Adanya pengarahan dan pembinaan.
Proses (langkah-langkah) pengorganisasian:
1.      Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
2.      Penentuan kegiatan-kegiatan.
3.      Pengelompokan kegiatan-kegiatan.
4.      Pendelegasian wewenang.
5.      Rentang kendali.
6.      Peranan perorangan.
7.      Struktur.


B.  Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.


DAFTAR RUJUKAN
Abduh Tuasikal, Muhammad. “Akhlak: Bantu Orang Susah dan Menutupi Aib Muslim”, dalam https://rumaysho.com/21684-bulughul-maram-akhlak-bantu-orang-susah-dan-menutupi-aib-muslim.html. 07 Maret 2020.
Al-Ahkam. “Hadis 40: 35. Jadilah Kalian Hamba-hamba Allah yang Bersaudara”, dalam http://www.al-ahkam.net/home/hadis-40-35-jadilah-kalian-hamba-hamba-allah-yang-bersaudara. 07 Maret 2020.
Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Tafsiir Al-Maroogii Juz 4, Terj. Bahrun Abu Bakar dan Hery Noer Ali, Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1993.
Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Tafsiir Al-Maroogii Juz 13, Terj. K Anshorl Umar Sitanggal, dkk. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1994.
Hikmat. Manajemen Pendidikan (Cet. II; Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Mustari, Mohamad.  Manajamen Pendidikan. Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2017.
S.P Hasibuan, Malayu. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2016.



[1]Mohamad Mustari, Manajamen Pendidikan (Cet. II ; Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 8
[2]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsiir Al-Maroogii Juz 4, Terj. Bahrun Abu Bakar dan Hery Noer Ali, Tafsir Al-Maragi (Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1993), h. 33-36.
[3]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsiir Al-Maroogii Juz 4, Terj. Bahrun Abu Bakar dan Hery Noer Ali, Tafsir Al-Maragi h. 36-37.
[4]Hikmat, Manajemen Pendidikan (Cet. II; Bandung: Pustaka Setia, 2009). h, 119.
[5]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsiir Al-Maroogii Juz 13, Terj. K Anshorl Umar Sitanggal, dkk. Tafsir Al-Maragi (Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1994), h. 203-208.
[6]Hikmat, Manajemen Pendidikan  h, 119-121.
[7]Al-Ahkam, “Hadis 40: 35. Jadilah Kalian Hamba-hamba Allah yang Bersaudara”, dalam http://www.al-ahkam.net/home/hadis-40-35-jadilah-kalian-hamba-hamba-allah-yang-bersaudara, 07 Maret 2020.
[8]Malayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 127.
[9]Muhammad Abduh Tuasikal, “Akhlak: Bantu Orang Susah dan Menutupi Aib Muslim”, dalam https://rumaysho.com/21684-bulughul-maram-akhlak-bantu-orang-susah-dan-menutupi-aib-muslim.html, 07 Maret 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resah dan Dilema

  Hai, untuk kali ini biarlah jari-jari sibuk mengetikkan namamu kukelabui dengan sebutan "Dia". Entah aku akan memulai dari mana ...